Thursday, February 5, 2015
MENGGUNCANG KESADARAN PENDIDIKAN INDONESIA
Wednesday, February 19, 2014
VIDEO KELASTANPABATAS.COM
Saya membuat video ini dengan VideoScribe free version (Thank you!) Semoga terinspirasi! salam, Hugo
Monday, January 27, 2014
MENULIS BLOG LEWAT IPAD
Hai!
Kali ini saya menggunakan Bahasa Indonesia untuk menyapa semua pembaca blog ini khususnya kalian yang berada di Indonesia.
Dalam perkembangan teknologi yang begitu pesat, beberapa hal yang dahulu hanya bisa kita lakukan lewat personal computer (PC), atau laptop, sekarang telah bisa kita lakukan melalui tablet seperti iPad. Salah satunya adalah menulis blog.
Blog yang saya tulis kali ini menggunakan satu aplikasi yang bernama Blogsy yang ter-install di iPad. Saya dan siswa-siswi di sekolah mulai menulis blog menggunakan iPad. Namun blog siswa-siswi tidak saya cantumkan di sini untuk menjaga privasi mereka. Anda semua sudah bisa kok menikmati hasilnya melalui tulisan saya ini.
Teknologi seperti ini memang masih dirasakan mahal bagi banyak dari kita warga negara Indonesia. Namun demikian, saya yakin apabila satu hari nanti semuanya akan dimungkinkan baik oleh situasi maupun oleh keinginan masing-masing individu. Semoga hal itu bisa segera menjadi nyata.
Saya sertakan satu gambar yang saya ambil menggunakan kamera terintegrasi di iPad di tulisan ini. Semoga hari Anda semua penuh dengan inspirasi dan Anda menjadi inspirasi juga bagi orang lain. Salam!
Hugo
Thursday, December 12, 2013
ANNOUNCEMENT (PENGUMUMAN)
I have written within this blog for sometime (since August, 2008). I guess, it's time for me to transform all the ideas into a private website. I have tried to operate a movement through a website called "sekolahsejati.org". It was a-two-year training for me how to persuade people in line of education. However, this blog has been a tremendous effort for me and I want to make wider steps. As this website will no longer in service, there will be a new policy from my side.
In January 2014, I will make that steps. This blog will not be wiped out. However, the content will be selected and transferred into new web blog. For your eyes only, the name of the website will be "kelastanpabatas.com" . In English, the website will be translated as "borderless classroom".
The spirit is to share ideas, experiences and link all educators. The website content will be in Bahasa Indonesia and English.
Why "kelastanpabatas.com"? The reason behind the name is actually based on my concern how education is partially seen and applied in many levels of society. With this website content, I hope people can share and link themselves to apply better understanding on education.
Let's face the coming year, 2014, with better paradigms on education.
in education,
Hugo
Wednesday, November 27, 2013
CONTOH CV MENARIK
Hallo!
Entah mengapa, tiba-tiba timbul ide iseng saya. Di saat saya sedang mengerjakan paper untuk kuliah lanjutan saya, tiba-tiba ide untuk berbagi pembuatan CV yang menarik menari-nari di otak ini.
Di bawah ini saya sajikan contoh CV menarik. Tentu saja ada banyak CV yang menarik, tapi salah satunya adalah di bawah ini. Semoga mengsinpirasi!
PS: Kalau Anda mencantumkan foto, jangan lupa buat foto Anda yang tersenyum ya. Calon perusahaan Anda lebih senang orang yang wajahnya biasa tetapi ada senyum tulus di sana :)
Monday, November 25, 2013
BAKTI ALUMNI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Badan saya masih sangat terasa lelah ketika menulis artikel ini. Namun semangat dan kebahagiaan yang ada dalam pikiran dan hati saya mendorong jari jemari ini untuk menari-nari di atas papan ketik Mac putih ini.
Hari Senin kemarin, atas undangan Bagian Kerjasama Universitas Sanata Dharma yang diwakili oleh Maria Ananta, saya dan beberapa teman alumni mendapatkan waktu untuk berbicara dalam sebuah seminar kecil. Sebagai alumni Universitas Sanata Dharma angkatan pertama ketika bertransformasi menjadi Universitas di tahun 1993, saya merasa terhormat sekali mendapatkan kesempatan dan kepercayaan tersebut.
Seminar yang digagas dari sebuah twitter "gojek kere" oleh Hari Wibowo alias Bowo alias Owob, menjadi seperti bola liar yang ditanggapi dengan sangat positif. Beberapa dari kami langsung mengajukan diri (tanpa malu-malu?) termasuk saya. Setelah "koor" Twitter, maka kami beralih pada email alias surel alias surat elektronik. Tak ketinggalan, selain email, teman-teman alumni dan yang belum alumni, mereka yang berdomisili di Jogja berkumpul secara intens untuk membahas acara yang pasti bakal menjadi "hot shot".
Alhasil, dari sekian puluh emai dan sekian kali kopi darat panitia, maka dipanggilah Leo Among Wijaya (PBI 94), Ari Wibowo (PBI 94), Pongki Barata (PBI 96) dan saya (SIng 93). Pada hari H, kami yang berdomisili di Jakarta begitu semangatnya mengambil pesawat pagi hari walau kantuk masih menyerang.
Rasa bahagia, makin kentara ketika bertemu dengan teman-teman di Jogja dan dosen-dosen kami dahulu. Saya senang sekali bertemu Romo Kun "Fotografi", Pak Sarkim, Romo Rektor (Romo Wiryono) dan terlebih bertemu dosen pembimbing akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus Dosen favorit saya, Pak Hirmawan. What a blessing!
Pada dasarnya, kami ini memang senang kumpul-kumpul. Namun begitu, ini kan acara yang serius yang bukan sekedar kumpul-kumpul. Sehingga, sewaktu kami semua sudah berkumpul, tercetuslah kekhawatiran kami untuk berbicara di depan mahasiswa mahasiswi atau mereka yang baru saja lulus. Kami khawatir, nanti jangan-jangan kita ini asal ngomong. Hahaahaha.. Untung saja ada duet MC maut yaitu Karlina dan Risang yang mengarahkan kami dengan baik dan benar. Beberapa alumni yang muncul ada Garry, Bagus (Boel-Boel) dan Kristiawan (Angkrek) yang muncul memotret kami lalu pergi untuk kuliah lagi (katanya..hahahaha).
Acara hari itu, sangat berkesan. Beberapa foto saya tampilkan di sini. Mohon maaf apabila saya lupa menyebutkan nama-nama beberapa teman. Energi saya ter-charge lagi!
salam,
Hugo
Thursday, November 21, 2013
WHEN THE DOORS SHUT - MANAKALA PINTU-PINTU MENUTUP
Hugo
Monday, July 15, 2013
GREEN SCREEN USING MACBOOK
Note: I use Video Shrinker - an Apple Apps to re-size the video
blessing,
Hugo
Tuesday, June 4, 2013
KOMPAS 22 April 2013 "Saya Ingin Jadi Penguasa"
Setelah tulisan saya menyebar di blog, majalah dan tabloid nirlaba, tampaknya harian KOMPAS menilai tulisan saya cukup aktual untuk dimuat. KOMPAS memuat tulisan ini pada tanggal 22 April 2013. Kebetulan dekat-dekat dengan tanggal itu, saya berulang tahun. Sepertinya, ini adalah "kado" ulang tahun buat saya. Terima kasih KOMPAS!
Selamat menikmati!
salam,
H
Sunday, February 24, 2013
SOCIAL SKILLS
What are Social Skills?
In brief, Social Skills are skills that we use to communicate - verbally or non-verbally - with other people. In this writing, I mostly will see skills used in classrooms that related with social skills in general.
Social Skills in Classrooms
I will use some skills depicted in classrooms such as accepting responsibility, cooperating and resolving conflict. To my point of view, these three skills are related with each other. Once again, using my classrooms and other classrooms as laboratories, I saw these three skills - included in Social Skills - were really needed and powerful.
Accepting responsibility
Some students need extra encouragement to accept responsibility in some extends. Lack of confidence, fear, underestimating themselves might be some reasons to see. Here are some examples that I have seen happening in classrooms.
Why should I carry this responsibility? Can you please choose someone else? These questions are mostly asked by students with low self-esteem - sometimes a bit of fear that they might not lead well as it has been asked. This kind of reaction is like a disease. It is truly contagious to other students within the group. If my friends can escape from that responsibility, why can't I?
Again, as teachers, we need to give motivational inputs. Some students feel more comfortable when there is assignment to do, it is completed with the how to do list. We need to give them a bit insight then the rest of what will happen, we let them to anticipate as the real life will do similarly.
Cooperating
It is a bit difficult and frustrated sometimes for some students to cooperate themselves in a group work. Some of them might have an idea of becoming passive members as their sign of good cooperation. It is something that teachers need to aware of. Students with that kind of attitude soon or later will take everything passively. When starting the learning process, teachers need to give clear expectation on what is accepted and not accepted as a cooperation. Being attentive as well as active in sharing materials or opinion are some real actions in making word cooperation comes true.
Resolving Conflict
This skill is really hard when nobody wants to lose. For many children, loosing an argument is not a good way to impress their buddies. In a group work, conflict happens easily. One child wants to be more recognized than others and vice versa. As teachers, we need to remind students that it is better to keep the situation healthy than to let things loosen and conflict comes. Small things mean a lot such as listening to others, taking turns, reacting positively to others' opinion, compromising opinions, connecting things. To make things run smoothly, as teachers we need to guide and train students on reacting in such conditions.
Those are the skills that students need to improve. Once again, different classrooms will have different point of view as I see these skills needed in classrooms I have observed.
cheers,
H
Sunday, October 7, 2012
ARE WE WISE OR FATALIST TECHNOLOGY USERS?
Tuesday, May 22, 2012
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
Tuesday, January 31, 2012
E-PORTFOLIO = ONLINE PORTFOLIO
I am sure that an online e-portfolio is a must for all schools around the world now. What do you think?
blessing,
Hugo
Monday, April 18, 2011
I WANT TO HAVE MY OWN SCHOOL
Sunday, March 27, 2011
MENCIPTAKAN SEKOLAH BERKARAKTER
Sebuah sekolah yang berkarakter adalah sebuah sekolah yang setiap komponennya setuju dengan karakter yang terbentuk dan juga berbesar hati untuk mengadakan perubahan demi dan hanya untuk pendidikan.
Pada dasarnya, untuk menciptakan sebuah sekolah berkarakter membutuhkan keyakinan, waktu dan ketulusan. Untuk memudahkan kita semua membaca tulisan ini, saya akan membaginya berdasarkan ketiga pilar utama yang tersebut di atas.
1. KEYAKINAN
Memiliki sebuah keyakinan adalah pilar mendasar. Keyakinan yang dimaksud bukanlah agama. Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan pada apa yang sekolah ingin capai. Beberapa hal yang bisa dilihat dalam pilar keyakinan ini adalah kurikulum dan tenaga pendidik. Sebuah sekolah, baik itu dikelola oleh pemerintah maupun swasta, harus mempunyai keyakinan pada kurikulum dan tenaga pendidik yang mereka kelola. Memang dalam hal ini banyak hal yang harus dilihat lebih mendalam seperti kurikulum nasional yang sekarang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) harus dimaksimalkan pengelolaannya. Terus terang, kurikulum bukanlah suatu hal yang hanya membuat sekolah berorientasi pada target menyelesaikan buku paket melainkan pada kompetensi anak didik.
Kendala yang dihadapi oleh kurikulum nasional kita adalah desain output dari tiap jenjang satuan pendidikan. Apa yang disebut dengan output selalu berkaitan dengan quality control. Quality control selalu berkaitan dengan serangkaian tolok ukur yang harus dilewati para peserta didik untuk dikatakan menyelesaikan jenjang satuan pendidikan. Pada beberapa waktu yang lalu, passing grade untuk UN masih menjadi "momok". Tampaknya hal itu mulai dikurangi dengan adanya penghargaan pada pencapaian peserta didik yang tercatat pada laporan hasil belajar. Waktu mengubah semua itu!
Sebuah sekolah atau satuan pendidikan, haruslah mengakomodir kurikulum nasional dalam pengajaran yang 'istimewa'. Antar satuan pendidikan melakukan pengajaran yang berbeda sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Tenaga pendidik juga haruslah yakin pada kompetensi mereka. Sangat disayangkan apabila tenaga pendidik memilih karir sebagai seorang pendidik hanyalah semata-mata karena mereka tidak mendapatkan karir yang lain. Keyakinan untuk menjadi pendidik adalah suatu keyakinan yang menjadi suatu kebanggaan karena turut mencerdaskan kehidupan bangsa. Tenaga pendidik juga harus memiliki keyakinan bahwa mereka harus terus berkembang karena ilmu yang ditularkan juga berkembang. Sangat disayangkan apabila seorang pendidik di abad 21 ini masih canggung dengan teknologi masa kini.
2. WAKTU
Mencapai suatu standar yang diidam-idamkan butuh waktu. Ketika kita semua sadar bahwa kita butuh waktu, maka semua komponen dalam sekolah juga harus mendukungnya. Pada umumnya, ketika semua komponen dalam satu sekolah belum sepakat pada yang namanya waktu, mereka akan cenderung saling membandingkan.
Waktu dibutuhkan setiap komponen sekolah. Seorang tenaga pendidik membutuhkan waktu untuk melihat, merencanakan dan mengevaluasi langkah-langkah pembelajarannya. Seorang siswa membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dirinya pada situasi pembelajaran dan lingkungan sekitarnya. Orang tua siswa juga membutuhkan waktu untuk menelaah sikap sekolah dalam rangka pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Semuanya butuh waktu untuk mengerti.
Mengenal waktu berarti menghargai waktu. Menghargai waktu berarti memaklumkan proses. Memaklumkan proses berarti mengerti perbedaan waktu antar siswa yang merupakan individu unik. Kedewasaan intelegensi setiap siswa berbeda-beda. Orang dewasa terkadang lupa bahwa mereka pun pernah mengalaminya. Sering karena tidak memahami proses, siswa menjadi kambing hitam. Ketika di masa depan, siswa tadi menjadi "orang" maka berebutanlah semua orang dewasa mengklaim andilnya.
Mengenal waktu berarti juga mengenal target. Mengenal target berarti mempunyai tujuan pencapaian yang jelas. Mempunyai tujuan yang jelas berarti sebuah kesepakatan akan satu yang terbaik bagi semua.
Masih meragukan waktu?
3. KETULUSAN
Pilar terakhir adalah ketulusan. Ini adalah pilar yang paling sulit. Ketulusan teramat sulit untuk mempunyai sebuah tolok ukur. Namun demikian, bukanlah hal yang mustahil bukan?
Setiap satuan pendidikan harus mempunyai ketulusan terhadap peserta didik. Setiap peserta didik harus mempunyai ketulusan dalam menghidupi pengetahuan yang didapat. Setiap tenaga pendidik harus tulus membimbing peserta didik karena apabila ketulusan terlunturkan oleh banyak pamrih, maka pembelajaran akan menjadi satu rutinitas belaka yang menjemukan.
Ketulusan juga harus diciptakan satuan pendidikan terhadap masyarakat sekitar. Hal ini akan terlihat dengan kerjasama yang signifikan dan berkesinambungan. Apabila peserta didik diarahkan menghidupi pengetahuan yang didapat, maka sangat tidak mustahil apabila ada aksi tulus dari peserta didik terhadap masyarakat sekitar sebagai "buah" pengetahuan.
Para orang tua juga sangat diharapkan ketulusannya dalam membantu proses belajar mengajar. Sering kita temui bahwa satuan pendidikan dianggap sebagai sebuah "pabrik" dimana para orang tua hanya "menitipkan" anak-anak mereka untuk nantinya secara ajaib menjadi "barang jadi". Jangan kita nanti hanya menyesal tanpa tahu harus berbuat apa.
Ketiga pilar tadi tentu saja tidak hanya bagus untuk satuan pendidikan dan komponennya, melainkan bagus untuk sistem pendidikan di negara kita. Tentu saja, proses pemikiran seperti ini masihlah harus ditelaah dan diterjemahkan dalam langkah yang lebih konkrit. Namun saya percaya bahwa kita semua bisa dan generasi yang akan menggantikan generasi sekarang, akan segera berpikir dengan cepat untuk mengadakan perubahan menyeluruh.
Semoga!
salam,
Hugo
Friday, October 8, 2010
SHIFTING PORTFOLIO TO e-PORTFOLIO
To be honest, what happen to your kid portfolio after been taken home? There are some possibilities. You might make a special cupboard to put all your kid stuffs. In contrary, you might not make any special place. The portfolio will go anywhere within his or her bedroom. One day, you will see the portfolios have been becoming a problem because there are no more space within the bedroom or worse, they look like rubbish. No other way then to make them disappear.
Shifting portfolio to e-portfolio has been a real need in this 21st century learning. Recording the students achievement using audio, video, photographs, blogs will be great evidences for parents. Another important thing is how e-portfolio is accessible at anytime, anywhere and for anyone (as long as they have username and password - it s strongly suggested that e-portfolio with website based must be password protected).
If you wish your school using e-portfolio, you may apply within your school websites (you need to make sure that your school server is big enough and has static IP) or having free websites such as google docs, moodle, or weebly. Parents need to be informed clearly on the use of e-portfolio.
This e-Portfolio will be staying in website and also burned into CD. After copied into CD, you can make any number of copies as you wish.Yes, you will not be able to touch the real thing, however, you have the evidence and memory of what your kid have done in their learning process. Therefore, we make a step a head to digital form in the making of portfolio. Let's shift our mind into the 21st century reality!
(some parts of this post taken from my school e-portfolio)
blessing,
Hugo